Kemarin terbaca berita yang sedih, tentang mati nya seekor ikan paus di Philippina. Sebelum ini, ada juga kasus yang sama di lokasi yang lain. Yang mengenaskan, paus muda ini mati karena menelan sampah plastik, yang ditemukan berada di dalam perutnya.
Plastik, ya... Sesuatu yang sehari-hari kita gunakan untuk belanja, menjadi sesuatu yang dapat membunuh mamalia besar di lautan luas.
Beberapa tahun lalu ketika masih ada situs multiply, saya pernah menulis tentang aturan pemerintah negeri selangor di malaysia, untuk anjuran membawa tas belanja sendiri. Setiap weekend premis2 di negeri selangor, termasuk pasaraya harus mengenakan biaya 20 sen kepada pembeli untuk setiap plastik yang mereka berikan. Ini sebuah langkah yang sangat saya dukung. Tak berapa lama kemudian, saya baca di beberapa pasaraya besar (seperti Carrefour) di Jakarta, juga ikut melaksanakannya. Tapi kelihatannya hal tersebut tak berlangsung lama. Ahad kemarin saja, ketika saya ke transmart, mereka masih memberi kantong plastik secara gratis. Sementara, terakhir saya ke malaysia tahun 2018 lalu, aturan tersebut masih berlaku.
Sebenarnya plastik2 tersebut sangat berguna untuk menampung sampah dapur rumah tangga yang akan dibuang. Tapi biasanya kantong2 plastik akan menumpuk sampai banyak, sehinggalah kita memerlukan tempat khusus untuk menampungnya, seperti laci besar dan sebagainya.
Di negara maju, urusan sampah sudah sangat baik. Di tunjang dengan tehnologi maju dan tidak lupa yang paling penting adalah mental masyarakatnya. Maka mudah bagi kita untuk bicara kepada sesiapa, agar tidak memakai plastik disaat berbelanja. Di supermarket tertentu, kita bahkan bisa membawa sendiri toples atau container untuk membeli semisal tepung, oat, gula, bumbu dapur dan sebagainya.
Untuk di negara kita tentu tidaklah mudah. Selain cara pandang atau berfikir sebagian dari masyarakat kita yang masih perlu di cerahkan, tentunya jumlah penduduk yang banyak adalah sesuatu yang harus menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk mencarikan solusi dalam menangani masalah sampah plastik ini.
Apa yang selama ini mampu saya lakukan adalah selalu membawa plastik atau tas belanja sendiri. Ada beberapa tas belanja besar yang saya jahit sendiri sejak tinggal di malaysia dulu. Oh ya, kalau anda mau bikin tas sendiri sambil memanfaatkan t-shirt anak2 yang sudah tidak dipakai, bisa dilihat disini ya, pic-torial nya 😁.
Saya tidak menafikan bahwa saya juga memerlukan plastik untuk menampung sampah rumah tangga saya. Yang penting adalah menguranginya sebanyak mungkin. Saya akui, bahwa saya sendiri tidak selalu ingat untuk membawa tas belanja atau plastik sendiri dari rumah. Ada kalanya saya lupa. Atau tika berbelanja dadakan.
Di masyarakat kita, termasuk saya terkadang membeli lauk ke warung adalah hal yang biasa. Nah, kalau sudah membeli beberapa jenis lauk, bayangkan berapa banyak plastik2 kecil yang harus digunakan untuk membungkusnya. Maka saya akan membawa beberapa kotak makan kecil sendiri untuk lauk yang akan dibeli. Kelihatan lucu bagi sebagian orang. Tapi inilah usaha saya untuk bumi tempat saya hidup.
Yuk , mari kita bawa tas belanja sendiri.
Plastik, ya... Sesuatu yang sehari-hari kita gunakan untuk belanja, menjadi sesuatu yang dapat membunuh mamalia besar di lautan luas.
Beberapa tahun lalu ketika masih ada situs multiply, saya pernah menulis tentang aturan pemerintah negeri selangor di malaysia, untuk anjuran membawa tas belanja sendiri. Setiap weekend premis2 di negeri selangor, termasuk pasaraya harus mengenakan biaya 20 sen kepada pembeli untuk setiap plastik yang mereka berikan. Ini sebuah langkah yang sangat saya dukung. Tak berapa lama kemudian, saya baca di beberapa pasaraya besar (seperti Carrefour) di Jakarta, juga ikut melaksanakannya. Tapi kelihatannya hal tersebut tak berlangsung lama. Ahad kemarin saja, ketika saya ke transmart, mereka masih memberi kantong plastik secara gratis. Sementara, terakhir saya ke malaysia tahun 2018 lalu, aturan tersebut masih berlaku.
Sebenarnya plastik2 tersebut sangat berguna untuk menampung sampah dapur rumah tangga yang akan dibuang. Tapi biasanya kantong2 plastik akan menumpuk sampai banyak, sehinggalah kita memerlukan tempat khusus untuk menampungnya, seperti laci besar dan sebagainya.
Di negara maju, urusan sampah sudah sangat baik. Di tunjang dengan tehnologi maju dan tidak lupa yang paling penting adalah mental masyarakatnya. Maka mudah bagi kita untuk bicara kepada sesiapa, agar tidak memakai plastik disaat berbelanja. Di supermarket tertentu, kita bahkan bisa membawa sendiri toples atau container untuk membeli semisal tepung, oat, gula, bumbu dapur dan sebagainya.
Untuk di negara kita tentu tidaklah mudah. Selain cara pandang atau berfikir sebagian dari masyarakat kita yang masih perlu di cerahkan, tentunya jumlah penduduk yang banyak adalah sesuatu yang harus menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk mencarikan solusi dalam menangani masalah sampah plastik ini.
Apa yang selama ini mampu saya lakukan adalah selalu membawa plastik atau tas belanja sendiri. Ada beberapa tas belanja besar yang saya jahit sendiri sejak tinggal di malaysia dulu. Oh ya, kalau anda mau bikin tas sendiri sambil memanfaatkan t-shirt anak2 yang sudah tidak dipakai, bisa dilihat disini ya, pic-torial nya 😁.
Saya tidak menafikan bahwa saya juga memerlukan plastik untuk menampung sampah rumah tangga saya. Yang penting adalah menguranginya sebanyak mungkin. Saya akui, bahwa saya sendiri tidak selalu ingat untuk membawa tas belanja atau plastik sendiri dari rumah. Ada kalanya saya lupa. Atau tika berbelanja dadakan.
Di masyarakat kita, termasuk saya terkadang membeli lauk ke warung adalah hal yang biasa. Nah, kalau sudah membeli beberapa jenis lauk, bayangkan berapa banyak plastik2 kecil yang harus digunakan untuk membungkusnya. Maka saya akan membawa beberapa kotak makan kecil sendiri untuk lauk yang akan dibeli. Kelihatan lucu bagi sebagian orang. Tapi inilah usaha saya untuk bumi tempat saya hidup.
Yuk , mari kita bawa tas belanja sendiri.
Comments
Post a Comment